Header

Kamis, 08 Mei 2014

Cerpen Inspiratif Tentang Orang Tua

Suatu siang, saya tengah asyik bermain game di komputer kesayangan. Di tengah asyiknya bermain ibu saya yang duduk tak jauh dari tempat saya berada selalu mengganggu dengan menyuruh saya mengambilkan segelas air untuknya  namun ibu tak meminumnya melainkan hanya meletakanya di depan foto masa kecil saya. Ibu sudah menyuruh saya sebanyak 9 kali dan saya merasa sangat lelah serta kesal. Pada saat ia akan menyuruh saya yang ke-10 kali, saya-pun menolaknya dan memarahinya karena apa yang telah ia lakukan hanya membuang waktu saya untuk bermain game. Kemudian ibu hanya berkata "Untuk terakhir kalinya, ibu meminta kamu untuk mengambil sebuah amplop di dalam kotak perhiasan ibu!". Kemudian dengan berat hati saya mengambilkan amplop tersebut. "Buka amplop itu kemudian baca kertas yang ada di dalamnya dengan lantang!" , suruh ibu. "Sudah tiga hari aku sakit demam dan menurut saya obat yang paling manjur sampai saat ini ialah melihat anak lelakiku tertidur lelap kamarnya. Umurnya 4 tahun namun hingga saat ini ia masih menangis di tengah malam untuk meminta ku mengambilkan segelas air putih. Walau dengan keadaan lemas aku tetap melakukannya dengan senang hati. Tak hanya memintaku untuk mengambilkan air putih namun ia juga meminta ku untuk mendongeng. Sambil menahan sakitnya kepala, aku tetap melanjutkan dongengan karena senyumnya menenangkan hatiku. Sekitar 30 menit aku mendongeng dan ternyata anakku telah terlelap. Selama sakit aku jarang beristirahat karena anakku ingin agar aku menemaninya bermain. Kutulis kisah ini di secarik kertas karena suatu saat akan datang waktu di mana anakku bermain dengan orang lain dan dapat tidur sendiri tanpa segelas air putih ataupun dongenganku", baca saya. Tanpa sadar air mataku menetes dan ibu berkata "Terkadang manusia mencintai apa yang seharusnya tak mereka cintai dan membenci apa yang seharusnya tak mereka benci. Ibu tak akan marah terhadap apa yang kamu lakukan nak, karena seperi yang tertulis di kertas itu bahwa ibu gembira melihat mu tersenyum walaupun bersama orang lain. Maafkan jika ibu hanya membuatmu susah dan repot namun ketahuilah bahwa ibu menyimpan amplop itu agar kamu dapat mengerti seberapa besar cinta ibu terhadap anaknya walau bukti sesungguhnya sudah ada sejak ibu melahirkan kamu hingga kini". Tanpa pikir panjang saya langsung memeluk ibu dan meminta maaf atas apa yang saya perbuat.

"Terkadang manusia mencintai apa yang seharusnya tak mereka cintai dan membenci apa yang seharusnya tak mereka benci" - BAGAS JATI

*Cerpen ini merupakan fiktif belaka dan merupakan ide asli dari penulis.*

Written by @bagasjati2, follow @IXbadai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar